Oleh: Wulan Trisna
“Don’t put all your eggs in one basket”. Orang-orang yang sudah lihai betul dengan dunia bisnis pasti tidak asing dengan peribahasa tersebut. Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, peribahasa tersebut berarti jangan letakkan semua telur yang Anda punya di dalam sebuah keranjang. Apabila dikorelasikan dengan dunia bisnis, dimaknai sebagai seseorang tidak diperkenankan menaruh semua asetnya hanya pada satu instrumen investasi. Ibarat petani yang hanya mengandalkan satu jenis ladang, ketika ladang tersebut ditimpa hama maka tidak ada lagi ladang untuk mengais rezeki. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu perluasan atau diversifikasi usaha demi menghindari kebangkrutan total.
Mengenal Diversifikasi Usaha
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diversifikasi berarti penganekaan usaha untuk menghindari ketergantungan pada ketunggalan kegiatan, produk, jasa, atau investasi. Diversifikasi usaha adalah perluasan atau penambahan barang atau jasa yang bertujuan untuk meningkatkan profitabilitas usaha. Diversifikasi usaha juga dapat berarti penganekaragaman bidang usaha maupun lokasi perusahaan demi meraih keuntungan yang maksimal.
Ada dua penyebab utama perusahaan perlu melakukan diversifikasi, yaitu:
Arus Kas Perusahaan Lebih Stabil
Diversifikasi dipandang efektif untuk memelihara kesehatan keuangan perusahaan. Ketika perusahaan mengalami kerugian pada suatu produk, kerugian tersebut dapat ditutupi oleh keuntungan produk lainnya. Dengan demikian arus kas perusahaan akan tetap stabil.
Meningkatkan Penjualan
Diversifikasi bisnis membuka peluang perusahaan untuk meningkatkan penjualan. Misalkan, saat ini perusahaan menjual barang-barang untuk orang lanjut usia dan menjual barang-barang untuk anak muda juga. Maka, keuntungan yang didapat akan lebih banyak karena target pasar diperluas.
Tujuan Diversifikasi Usaha
1. Meningkatkan Profit
Tujuan paling utama perusahaan melakukan diversifikasi tidak lain dan tidak bukan adalah meningkatkan profit atau keuntungan perusahaan. Apabila perusahaan memproduksi banyak jenis produk dalam satu waktu maka penjualan akan meningkat. Profit yang diperoleh dari produk tertentu juga berguna untuk menutupi kerugian dari produk yang tidak laku.
2. Memperluas Market Share
Market share atau pangsa pasar adalah persentase yang menunjukkan perbandingan total penjualan perusahaan dengan total penjualan satu bidang industri dalam periode tertentu. Selain itu, perhitungan market share berguna untuk mengetahui kekuatan kompetitor. Adanya diversifikasi membuat konsumen memiliki banyak pilihan produk untuk dinikmati. Setiap pembelian produk atau jasa oleh konsumen akan menyumbang persentase market share perusahaan.
3. Mencegah Kebosanan Masyarakat Terhadap Sebuah Brand
Diversifikasi membantu perusahaan terhindar dari penurunan profit saat product life cycle mencapai puncak. Product life cycle adalah peredaran produk mulai dari pertama kali rilis hingga mengalami penurunan penjualan. Meskipun penurunan penjualan benar-benar terjadi, produk diversifikasi sudah dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat luas.
4. Personalisasi Produk yang Sesuai dengan Karakteristik Target Pasar
Setiap produk pasti memiliki penggemarnya tersendiri. Dengan melakukan diversifikasi perusahaan dapat menjangkau setiap kelompok konsumen dengan selera yang berbeda-beda. Oleh karena itu, diversifikasi biasanya dibarengi dengan personalisasi produk sesuai dengan target pasar. Misalkan, selera anak-anak dengan selera remaja pasti sangat berbeda. Melalui diversifikasi, perusahaan dapat menjangkau dua tipe konsumen tersebut.
5. Mengalahkan Kompetitor
Hal ini berkaitan dengan market share yang telah dibahas di atas. Integrasi yang kuat antara inovasi bisnis, personalisasi produk, dan pemasaran tentunya akan meningkatkan penguasaan market share perusahaan. Hasil akhirnya adalah perusahaan mampu menyalip kompetitor.
Strategi Diversifikasi Bisnis
Ada dua jenis strategi diversifikasi, yaitu:
a. Strategi Konglomerasi
Strategi konglomerasi adalah strategi diversifikasi dengan melakukan penambahan jenis produk baru yang dipasarkan. Produk baru tersebut tidak berkaitan atau tidak ada hubungannya dengan produk-produk yang sudah ada sebelumnya.
b. Strategi Konsentris
Strategi konsentris adalah strategi diversifikasi dengan melakukan penambahan produk baru yang masih relevan dalam hal teknologi, fasilitas, dan jaringan pemasaran dengan produk yang sudah ada sebelumnya.
Adapun metode diversifikasi yang dipakai untuk melancarkan strategi tersebut, diantaranya:
- Akuisisi, yaitu mengambil alih kepemilikan perusahaan dengan cara membeli sebagian atau seluruh saham, namun perusahaan tersebut masih memiliki brand-nya sendiri. Contoh: Unilever mengakuisisi Sariwangi.
- Merger, yaitu menggabungkan perusahaan dengan perusahaan lain untuk membentu korporasi baru. Contoh: penggabungan BRI Syariah, Mandiri Syariah, dan BNI Syariah menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI).
- Joint venture, yaitu bekerja sama dengan satu atau lebih perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dan selama jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan. Contoh: Nestle dan Indofood yang mendirikan perusahaan patungan PT Nestle Indofood Citarasa Indonesia dengan tujuan mendapatkan jangkauan pasar lebih luas untuk produk bumbu penyedap makanan.
- Direct investment, yaitu menanam modal langsung dan terlibat aktif dalam pengelolaan usaha serta bertanggung jawab secara langsung. Contoh: Samsung yang membangun pabrik di Indonesia.
Contoh Diversifikasi yang Dapat Dilakukan Perusahaan
1. Diversifikasi Usaha
Diversifikasi usaha adalah pembuatan banyak cabang atau anak perusahaan sekaligus untuk bersaing di satu niche market. Hal ini dapat dilakukan apabila bisnis atau perusahaan memiliki kas dalam jumlah yang cukup besar.
2. Diversifikasi Pertanian
Diversifikasi pertanian mengacu pada memvariasikan produk pertanian, seperti: menanam beragam jenis tanaman, memelihara beberapa jenis hewan ternak, hingga memanfaatkan lahan untuk tujuan komersial.
3. Diversifikasi Produk
Diversifikasi produk adalah mengembangkan produk baru dan memasuki pasar baru juga. Strategi ini dapat dilakukan ketika perusahaan memiliki modal yang cukup kecil. Perusahaan hanya perlu memvariasikan unsur intrinsik produk dan menambahkan merek.
4. Diversifikasi Investasi
Diversifikasi investasi dilakukan dengan mengalokasikan sejumlah aset atau modal ke beberapa instrumen investasi. Pengalokasian tersebut berguna untuk meminimalkan kerugian pada satu instrumen investasi.